Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam


             Sosiologis adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama,cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. [1] Dari definisi tersebut terlihat bahwa sosiologi adalah ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur,lapisan serta berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan,mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut. Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami sebuah agama.
Dalam pendekatan sosiologi,minimal ada tiga teori yang digunakan yakni :
1. Teori fungsional yakni teori yang mengasumsikan masyarakat Sebagai organisme ekologi mengalami pertumbuhan. Semakin besar pertumbuhan terjadi semakin kompleks pula masalah-masalah yang akan dihadapi. Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam menggunakan teori fungsional antara lain :  (a) Membuat identifikasi tingkah laku sosial yang problematic, (b) mengidentifikasi konteks terjadinya tingkah laku yang menjadi obyek penelitian. (c) Mengidentifikasi konsekuensi dari satu tingkah laku sosial.
2. Teori Interaksionisme yang mengasumsikan dalam masyarakat pasti ada hubungan anatara masyarakat dengan individu,antara individu dengan individu lain. Teori Interaksionis sering diidentifikasi sebagai deskripsi yang interpretatif yaitu suatu pendekatan yang menawarkan analisis yang menarik perhatian besar pada pembekuan sebab senyatanya ada. Ada sejumlah kritik muncul pada teori ini yakni : (a) Menggunakan analisis yang kurang ilmiah,karena teori ini menghindari pengujian hipotesis, menjauhi hubungan sebab akibat. (b) Teori ini terlalu memfokuskan pada proses sosial yang terjadi ditingkat makro. (c) Teori ini terlalu mengabaikan kekuasaan. Kemudian prinsip yang digunakan interaksionisme adalah (a) Bagaimana individu menyikapi sesuatu yang ada dilingkungannya (b) Memberikan makna pada fenomena tersebut berdasarkan interaksi sosial yang dijalin dengan individu lain. (c) Makna tersebut dipahami dan dimodifikasi oleh individu melalui proses interprestasi atau penafsiran yang berkaitan dengan hal-hal lain yang dijumpainya.
3.      Teori konflik yakni teori yang kepercayaan bahwa setiap masyarakat mempunyai kepentingan (interst) dan kekuasaan (power) yang merupakan pusat dari segala hubungan sosial. Menurut pemegang aliran ini nilai dan gagasan-gagasan selalu dipergunakan sebagai senjata untuk melegitimasi kekuasaan. Teori-teori yang berhubungan dengan pendekatan sosiologi adalah teori-teori perubahan sosial yakni teori evolusi, teori fungsionalis structural,teori modernisasi,teori sumber daya manusia,teori ketergantungan,dan teori pembebasan.[2]
Dalam kaitannya dengan studi agama (Islam) sebagai gejala sosial, pada dasarnya bertumpu pada konsep sosilogi agama. Awalnya sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Belakangan sosiologi agama mempelajari bagaimana agama mempengaruhi masyarakat dan bisa juga sebaliknya, bagaimana masyarakat mempengaruhi konsep agama. Dalam kajian sosiologis agama dapat berposisi independent variable maupun dependent variable. Sebagai dependent variable berarti agama dipengaruhi faktor unsur lain. Sementara sebagai independent variable berarti Islam mempengaruhi faktor/unsur lain.Misalnya contoh dependent variable adalah bagaimana budaya masyarakat Yogyakarta mempengaruhi resepsi perkawinan Islam  ( muslim Yogyakarta). Kemudian Islam sebagai independent variable adalah bagaimana Islam mempengaruhi tingkah laku muslim Yogyakarta.[3]
Melalui pendekatan sosiologis, agama akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri  diturunkan untuk kepentingan sosial, Dalam Al-qur’an misalanya kita jumpai ayat-ayat yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya,sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa,dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saat ajaran agama itu diturunkan.

           




[1]  Hassan Shadily,dikutip dalam Abudin Nata,Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT raja Grafindo, 2011) hlm 38.
[2] Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, ( Jogjakarta : academia,2010) hlm 206
[3] Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam,Ibid,hlm 207

Tidak ada komentar:

Posting Komentar