Sosiologis adalah ilmu yang
mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara
manusia yang menguasai hidupnya. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud
hidup bersama,cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya
perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang
memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan
hidup manusia. [1]
Dari definisi tersebut terlihat bahwa sosiologi adalah ilmu yang menggambarkan
tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur,lapisan serta berbagai
gejala social lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu fenomena
sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya
hubungan,mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya
proses tersebut. Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam
memahami sebuah agama.
Dalam pendekatan
sosiologi,minimal ada tiga teori yang digunakan yakni :
1. Teori fungsional
yakni teori yang mengasumsikan masyarakat Sebagai organisme ekologi mengalami
pertumbuhan. Semakin besar pertumbuhan terjadi semakin kompleks pula
masalah-masalah yang akan dihadapi. Adapun langkah-langkah yang diperlukan
dalam menggunakan teori fungsional antara lain : (a) Membuat identifikasi tingkah laku sosial
yang problematic, (b) mengidentifikasi konteks terjadinya tingkah laku yang
menjadi obyek penelitian. (c) Mengidentifikasi konsekuensi dari satu tingkah laku
sosial.
2. Teori Interaksionisme
yang mengasumsikan dalam masyarakat pasti ada hubungan anatara masyarakat
dengan individu,antara individu dengan individu lain. Teori Interaksionis
sering diidentifikasi sebagai deskripsi yang interpretatif yaitu suatu pendekatan
yang menawarkan analisis yang menarik perhatian besar pada pembekuan sebab
senyatanya ada. Ada sejumlah kritik muncul pada teori ini yakni : (a)
Menggunakan analisis yang kurang ilmiah,karena teori ini menghindari pengujian
hipotesis, menjauhi hubungan sebab akibat. (b) Teori ini terlalu memfokuskan
pada proses sosial yang terjadi ditingkat makro. (c) Teori ini terlalu
mengabaikan kekuasaan. Kemudian prinsip yang digunakan interaksionisme adalah
(a) Bagaimana individu menyikapi sesuatu yang ada dilingkungannya (b)
Memberikan makna pada fenomena tersebut berdasarkan interaksi sosial yang
dijalin dengan individu lain. (c) Makna tersebut dipahami dan dimodifikasi oleh
individu melalui proses interprestasi atau penafsiran yang berkaitan dengan
hal-hal lain yang dijumpainya.
3. Teori konflik yakni
teori yang kepercayaan bahwa setiap masyarakat mempunyai kepentingan (interst)
dan kekuasaan (power) yang merupakan pusat dari segala hubungan sosial. Menurut
pemegang aliran ini nilai dan gagasan-gagasan selalu dipergunakan sebagai
senjata untuk melegitimasi kekuasaan. Teori-teori yang berhubungan dengan
pendekatan sosiologi adalah teori-teori perubahan sosial yakni teori evolusi,
teori fungsionalis structural,teori modernisasi,teori sumber daya manusia,teori
ketergantungan,dan teori pembebasan.[2]
Dalam kaitannya
dengan studi agama (Islam) sebagai gejala sosial, pada dasarnya bertumpu pada
konsep sosilogi agama. Awalnya sosiologi agama mempelajari hubungan timbal
balik antara agama dan masyarakat. Belakangan sosiologi agama mempelajari
bagaimana agama mempengaruhi masyarakat dan bisa juga sebaliknya, bagaimana
masyarakat mempengaruhi konsep agama. Dalam kajian sosiologis agama dapat
berposisi independent variable maupun dependent variable. Sebagai dependent
variable berarti agama dipengaruhi faktor unsur lain. Sementara sebagai
independent variable berarti Islam mempengaruhi faktor/unsur lain.Misalnya
contoh dependent variable adalah bagaimana budaya masyarakat Yogyakarta
mempengaruhi resepsi perkawinan Islam (
muslim Yogyakarta). Kemudian Islam sebagai independent variable adalah
bagaimana Islam mempengaruhi tingkah laku muslim Yogyakarta.[3]
Melalui pendekatan sosiologis, agama akan dapat
dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri
diturunkan untuk kepentingan sosial, Dalam Al-qur’an misalanya kita
jumpai ayat-ayat yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia
lainnya,sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa,dan
sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru
dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saat
ajaran agama itu diturunkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar